sama-sama belajar

"welcome in my blog...
let's learn together"

Senin, 08 Oktober 2012

What is RAID?


What is RAID?





Pengertian RAID
RAID merupakan singkatan dari Redundant Array of Independent Disks. RAID merupakan salah satu kategori media penyimpanan yang menggunakan dua atau lebih media penyimpanan (terutama hard disk) dalam sebuah kombinasi untuk menoleransi suatu kesalahan dan kinerja dalam komputer.
RAID sering digunakan dalam suatu server, tetapi umumnya tidak diperlukan untuk komputer pribadi. RAID memungkinkan kita untuk menyimpan data yang sama secara bertumpuk (dalam beberapa langkah) dan secara seimbang (parity) untuk meningkatkan kinerja penyimpanan secara menyeluruh. Maksud dari striping sendiri adalah membuat suatu partisi yang berisi pecahan data pada suatu ruang dengan ukuran mulai dari 512 byte hingga beberapa megabyte.

Sejarah RAID
Pada tahun 1987, David Patterson, Garth Gibson dan Randy Katz mempublikasikan tanda bukti makalah penelitian mereka, A Case for Redundant Arrays of Inexpensive Disk (RAID), yang membantu pendirian industri RAID modern. Makalah ini mendefinisikan tingkat RAID 1, 2, 3, 4 dan 5. Dan sekarang, tingkat RAID yang lebih banyak telah ditetapkan. Lebih dari dua dekade, teknologi RAID tetap  eksis seperti sebelumnya.

Perbedaan Level RAID
Perbedaan bentuk arsitektur RAID berdasarkan dengan nomor dan arsitektur masing-masing yang memberikan keseimbangan yang berbeda antara kinerja, kapasitas dan toleransi. Ada beberapa level RAID yang berbeda, termasuk yang berikut;

Tingkat 0:
Adalah data yang bergaris (stripe) selama beberapa disk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). Hal ini meningkatkan kinerja, namun tidak memberikan toleransi kesalahan. Jika salah satu drive gagal/rusak, maka semua data dalam array akan hilang.
RAID 0


Tingkat 1 (Mirorring):
Level 1 memberikan dua kali tingkat transaksi dalam membaca dari disk tunggal dan tingkatan menulis yang sama seperti disk tunggal. Intinya adalah menyalin isi dari sebuah hard disk ke hard disk lainnya dengan tujuan jika salah satu hard disk rusak, maka data akan tetap dapat diakses dari hard disk lainnya karena telah mempunyai salinan (mirroring) data tersebut.
RAID 1


Tingkat 2:
Level 2 juga menggunakan cara striping, namun harus ditambah dengan tiga hard disk untuk parity hamming, sehingga data lebih reliable. Jadi minimal kita membutuhkan lima hard disk untuk membuat RAID Level 2. Ketiga hard disk tadi digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap-tiap bit yang ada di hard disk lainnya. Contohnya jika kita mempunyai 5 hard disk (sebut saja hard disk A, B, C,D dan E) yang masing-masing mempunyai kapasitas 40GB. Jika kita mengkonfigurasikan keempat hard disk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah 2 x 40GB = 80GB (dari hard disk utama atau hard disk A dan B). Sedangkan hard disk tambahan (hard disk C, D dan E) tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity hamming dari hard disk utama. Ketika terjadi kerusakan hard disk pada hard disk utama (A atau B), maka data dapat tetap dibaca dengan memperhitungkan parity kode hamming yang ada di hard disk C, D dan E.
RAID 2


Tingkat 3:
Sama seperti halnya RAID Level 2, Level 3 juga membutuhkan hard disk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan satu hard disk saja untuk parity. Sehingga jumlah hard disk yang dibutuhkan adalah minimal tiga. Hard disk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap-tiap bit yang ada di hard disk lainnya.
RAID 3

Tingkat 4:
Data ditulis dalam blok ke disk data (yaitu tidak bergaris/menumpuk), kemudian paritas dihasilkan dan ditulis ke disk paritas khusus.
RAID 4


Tingkat 5:
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, yaitu 3. Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID 5


Tingkat 6:
Level RAID 6 mirip dengan RAID 5, dengan penambahan parity menjadi 2 (parity ganda) di setiap hard disknya, sehingga jumlah hard disk minimalnya menjadi 4. Dengan dua blok paritas independen, RAID 6 dapat bertahan jika kehilangan dua disk dalam kelompok.
RAID 6



 Sumber Referensi:
www.securedatarecovery.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar