Pengertian RAID
RAID merupakan singkatan dari Redundant Array of
Independent Disks. RAID merupakan salah satu kategori media penyimpanan
yang menggunakan dua atau lebih media penyimpanan (terutama hard disk) dalam
sebuah kombinasi untuk menoleransi suatu kesalahan dan kinerja dalam komputer.
RAID sering digunakan dalam suatu server, tetapi umumnya tidak diperlukan untuk komputer pribadi. RAID memungkinkan kita untuk menyimpan data yang sama secara bertumpuk (dalam beberapa langkah) dan secara seimbang (parity) untuk meningkatkan kinerja penyimpanan secara menyeluruh. Maksud dari striping sendiri adalah membuat suatu partisi yang berisi pecahan data pada suatu ruang dengan ukuran mulai dari 512 byte hingga beberapa megabyte.
RAID sering digunakan dalam suatu server, tetapi umumnya tidak diperlukan untuk komputer pribadi. RAID memungkinkan kita untuk menyimpan data yang sama secara bertumpuk (dalam beberapa langkah) dan secara seimbang (parity) untuk meningkatkan kinerja penyimpanan secara menyeluruh. Maksud dari striping sendiri adalah membuat suatu partisi yang berisi pecahan data pada suatu ruang dengan ukuran mulai dari 512 byte hingga beberapa megabyte.
Sejarah RAID
Pada tahun 1987, David Patterson, Garth Gibson dan Randy
Katz mempublikasikan tanda bukti makalah penelitian mereka, A Case for
Redundant Arrays of Inexpensive Disk
(RAID), yang membantu pendirian industri RAID modern. Makalah ini
mendefinisikan tingkat RAID 1, 2, 3, 4 dan 5. Dan sekarang, tingkat RAID yang
lebih banyak telah ditetapkan. Lebih dari dua dekade, teknologi RAID tetap eksis seperti sebelumnya.
Perbedaan Level RAID
Perbedaan bentuk arsitektur RAID berdasarkan dengan nomor
dan arsitektur masing-masing yang memberikan keseimbangan yang berbeda antara
kinerja, kapasitas dan toleransi. Ada beberapa level RAID yang berbeda,
termasuk yang berikut;
Tingkat
0:
Adalah data yang bergaris (stripe) selama beberapa disk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas
dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah
harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Hal ini meningkatkan kinerja, namun tidak memberikan toleransi kesalahan. Jika
salah satu drive gagal/rusak, maka semua data dalam array akan hilang.
RAID 0
|
Tingkat 1 (Mirorring):
Level 1 memberikan dua kali tingkat transaksi dalam
membaca dari disk tunggal dan tingkatan menulis yang sama seperti disk tunggal.
Intinya adalah menyalin isi dari sebuah hard disk ke hard disk lainnya dengan
tujuan jika salah satu hard disk rusak, maka data akan tetap dapat diakses dari
hard disk lainnya karena telah mempunyai salinan (mirroring) data tersebut.
RAID 1
|
Tingkat 2:
Level 2 juga menggunakan cara striping, namun harus
ditambah dengan tiga hard disk untuk parity hamming, sehingga data lebih
reliable. Jadi minimal kita membutuhkan lima hard disk untuk membuat RAID Level
2. Ketiga hard disk tadi digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil
perhitungan tiap-tiap bit yang ada di hard disk lainnya. Contohnya jika kita
mempunyai 5 hard disk (sebut saja hard disk A, B, C,D dan E) yang masing-masing
mempunyai kapasitas 40GB. Jika kita mengkonfigurasikan keempat hard disk
tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah 2 x 40GB = 80GB
(dari hard disk utama atau hard disk A dan B). Sedangkan hard disk tambahan
(hard disk C, D dan E) tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya
untuk menyimpan informasi parity hamming dari hard disk utama. Ketika terjadi
kerusakan hard disk pada hard disk utama (A atau B), maka data dapat tetap
dibaca dengan memperhitungkan parity kode hamming yang ada di hard disk C, D
dan E.
RAID 2
|
Tingkat 3:
Sama seperti halnya RAID Level 2, Level 3 juga
membutuhkan hard disk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan satu
hard disk saja untuk parity. Sehingga jumlah hard disk yang dibutuhkan adalah
minimal tiga. Hard disk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil
perhitungan tiap-tiap bit yang ada di hard disk lainnya.
RAID 3
|
Tingkat 4:
Data ditulis dalam blok ke disk data (yaitu tidak
bergaris/menumpuk), kemudian paritas dihasilkan dan ditulis ke disk paritas
khusus.
RAID 4
|
Tingkat 5:
RAID 5 pada dasarnya sama
dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan
harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke
seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, yaitu 3. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi
karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data
saja.
RAID 5
|
Tingkat 6:
Level RAID 6 mirip dengan RAID 5, dengan penambahan
parity menjadi 2 (parity ganda) di setiap hard disknya, sehingga jumlah hard
disk minimalnya menjadi 4. Dengan dua blok paritas independen, RAID 6 dapat
bertahan jika kehilangan dua disk dalam kelompok.
RAID 6
|
Sumber Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar